PADI GOGO DI LAHAN KERING

PADI GOGO DI LAHAN KERING

MARIANA, S.Hut

NIP. 196907192006042012

UPTD KPH WALANAE

DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN

JANUARI 2024

 

A.    PENDAHULUAN

Luas Lahan kering dan agak miring di dataran rendah Indonesia sekitar 52,83 juta ha, yang berpotensi untuk pengembangan tanaman pangan sekitar 5,1 juta ha (Tim Peneliti Balitbangtan 2008).  Berdasarkan potensi luas lahan kering yang belum seluruhnya termanfaatkan dan adanya inovasi teknologi PTT padi gogo yang dapat meningkatkan produktivitas pada lahan kering dengan berbasis konservasi tanah dan air.

Penerapan teknologi konservasi tanah dan air dilahan kering dan miring merupakan hal yang sangat penting dalam rangka memelihara dan meningkatkan kelestarian tanah dan air.    Konservasi tanah dan air adalah segala tindakan yang diperlukan untuk melestarikan sumberdaya tanah dan air.  Tindakan konservasi tanah dan air diarahkan pada tiga perlakuan pokok sebagai berikut :

1.  Perlindungan terhadap tanah dari pukulan butir-butir hujan dengan cara meningkatkan jumlah penutupan tanah dengan bahan organik dan tajuk tanaman.

2.     Mengurangi jumlah aliran permukaan melalui peningkatan infiltarasi, peningkatan kandungan bahan organik, atau dengan meningkatkan simpanan air dipermukaan dan di dalam tanah, melalui peningkatan kekasaran permukaan tanah (pengelahan), pembuatan rorak, sumur resapan, dan lain-lain.

3.    Mengurangi kecepatan aliran permukaan air sehingga pengikisan dan perpindahan butiran dan agregat tanah dapat dikurangi misalnya melalui cara penanaman berlarik, mengurangi kemiringan lahan dan memperpendek panjang lereng.

 

B.    KONSERVASI TANAH DAN AIR

Hamparan lahan kering umumnya memiliki topografi yang bergelombang sampai berbukit, maka untuk pengembangnya harus memperhatikan aspek konservasi tanah.  Berdasarkan hasil penelitian, kawasan lahan kering yang dapat dikembangkan untuk budidaya tanaman pangan adalah pada kemiringan kurang dari 15 %.  Tindakan konservasi tanah yang dapat dilakukan antara lain :

a.        Konservasi Secara Mekanik (sipil teknis) , Konservasi secara mekanik dapat berupa pembuatan teras bangku dan teras guludan,

b.        Konservasi Secara Vegetatif

Konservasi tanah secara vegetatif adalah segala tindakan yang dilakukan pada suatu lahan dengan tanam menanam.  Adapun konservasi secara vegetatif antara lain :

1.     Budidaya Lorong (alley cropping) Pertanaman lorong (alley cropping) adalah sistim bercocok tanam dan konservasi tanah dimana barisan tanaman perlu dileguminosa ditanam rapat (jarak 10-25 cm) menurut garis kontursebagai tanaman pagar/tanaman penghalang, dan tanaman pokok (tanaman semusim) ditanam pada lorong diantara tanaman pagar.

2.     Penerapan pola tanam yang dapat menutup tanah sepanjang tahun

3.     Tumpangsari (intercropping) adalah Sistem bercocok tanam dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanaman serentak (bersamaan) pada sebidang tanah misalnya tanaman jagung dan kacang tanah ditanam secara bersamaan      

4.     Pertanaman Majemuk (multipple cropping) Pertanaman majemuk adalah sistem pertanaman dimana sebidang lahan ditanami dengan beberapa jenis tanaman .  tujuannya untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi resiko kalau salah satu tanaman gagal.  Dari segi konservasi sistem ini berarti  memaksimumkan penutupan permukaan tanah oleh tanaman.

5.     Pertanaman Sela adalah Pertanaman sela adalah pertanaman campuran antara tanaman tahunan dengan tanaman semusim menjelang tanaman tahunan telah menutupi lahan.  Apabila tanaman tahunan telah menutupi sebagian besar permukaan lahan sehingga tanaman semusim tidak dapat cukup cahaya untuk tumbuh dan produksi secara layak, maka pola ini berubah pola monokultur untuk tanaman tahunan.  

 

C.   BUDIDAYA PADI GOGO

 

1.     Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilakukan 2 kali, pertama pada musim kemarau atau setelah terjadi hujan pertama yang dapat melembabkan tanah dan yang kedua saat menjelang tanam.

Bila sudah turun hujan kontinyu, lahan (bidang olah ) yang sudah dipersiapkan untuk tanaman semusim (padi gogo) diolah lagi untuk menghaluskan bongkahan sambil meratakan tanah.  Setelah mengolah tanah pertama perlu dilakukan pembuatan teras (kalau sebelumnya belum ada teras), tetapi jika teras sudah ada maka sisa memperbaiki teras yang rusak akibat pengolahan tanah.

Pada guludan atau bibir teras diusahakan menanam tanaman penguat teras berupa rumput unggul dan dikombinasikan dengan tanaman legum yang nantinya secara periodik rumput dan tanam legum tersebut dapat dipangkas untuk pakan ternak.

 

2.       Penggunaan Varietas Unggul

Dalam pemilihan benih tanaman sebaiknya menggunakan benih yang unggul dengan ciri-ciri sebagai berikut : Dapat menyesuaikan diri terhadap iklim dan jenis tanah setempat, Cita rasa nasi disenangi dan memiliki harga tinggi di pasar lokal., Mempunyai potensi hasil tinggi, Tahan terhadap hama dan penyakit dan tahan rebah.

 

3.     Penanaman

Sebaiknya petani menanam lebih dari 3  (tiga) varietas padi gogo dan setiap varietas ditanam pada bedengan atau bidang olah yang berbeda.   Sistem mozaik varietas juga dapat diterapkan pada pertanaman tumpang sari antara padi gogo dan tanaman keras.   Dalam hal ini tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan.  

4.     Pemupukan

Agar efektif dan efesien, penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara tanah.  Pemupukan dilakukan bila kondsisi lahan lembab. 

5.     Pemeliharaan

Sama seperti padi sawah, padi gogo juga gangguan abiotik dan biotiknya.  Gangguan abiotik antara lain : kekurangan air dan tinggat ketersedian hara atau fisik tanah yang kurang menunjang, hama dan penyakit dan gangguan gulma.  Olehnya itu pemeliharan dan penanganan dari gangguan yang ada perlu dilakukan.

 

6.     Panen dan Pasca Panen

Pelaksanaan panen dilakukan bila sudah melebihi masak fisiologis atau lebih dari 95% gabah telah menguning.  Tanaman padi gogo dapat dipanen pada umur 110 s/d 130 hari tergantung varietas.  Panen untuk varietas unggul biasanya dengan sistim babat bawah, kemudian digebot seperti panen padi sawah.     Tanaman penguat teras lainnya tetap dipelihara sebagai pakan ternak.    Begitupun dengan teras yang ada tetap dijaga sehingga kesuburan dan ketersedian unsur hara juga tetap ada. 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANGI TANAMAN PRIMADONA DI KABUPATEN SOPPENG

MANFAAT TANAMAN PANGI